“SUMBER BELAJAR, METODE DAN PRINSIP-PRINSIP DALAM BELAJAR”
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester mata kuliah Tafsir Tarbawi)
Dosen Pembimbing :
Dr. H. Syaifullah, MH
Disusun Oleh :
1.
Dyah Gusti (201686010002)
- Fitri Nur Islamiyah (201686010028)
- Nihayatur Rofi’ah (201686010029)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA
ISLAM
UNIVERSITAS
YUDHARTA PASURUAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat taufik serta
hidayah-Nya sehingga terwujud Makalah Tafsir Tarbawi yang bertemakan “Sumber
Metode dan Prinsip-Prinsip dalam Belajar”. Kami juga
berterima kasih kepada Bapak Dr. H. Syaifullah selaku Dosen pembimbing kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih mendalam. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangannya,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal segi lainnya. Oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu harapan
besar jika adanya kritik, saran dan juga usulan yang membangun demi sempurnanya
makalah yang telah di buat di masa yang akan datang karena tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa adanya kritik dan juga saran yang membangun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
Tafsir Tarbawi. Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu
memberikan petunjuk kepada kita dalam pembuatan generasi yang berakhlakul
karimah, cinta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amiin.
Sengonagung, 26 November 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................................... i
Daftar
Isi.................................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
C.
Tujuan
Penulisan.......................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sumber Belajar........................................................................................... 2
B.
Metode
Belajar............................................................................................................. 3
C.
Prinsip-Prinsip
Belajar.................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat
digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya.
Sumber belajar adalah segala sesuatu dan bagaimana seseorang mempelajari
sesuatu. Dalam proses belajar komponen sumber belajar dapat
dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar
yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar
kehidupan peserta didik, baik yang didesain maupun non desain belum
dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru
kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber
belajar utama.
Metode merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan. Apabila proses
pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka akan sulit untuk
mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Seluruh pendidik sudah maklum,
namun masih saja di lapangan penggunaan metode mengajar ini banyak menemukan kendala.
Kendala penggunaan metode yang tepat dalam mengajar banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor ; keterampilan guru belum memadai, kurangnya sarana dan
prasarana, kondisi lingkungan pendidikan dan kebijakan lembaga pendidikan yang
belum menguntungkan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang variatif.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian
Sumber Belajar?
2.
Bagaimana
Metode Belajar dalam al-Qur’an?
3.
Bagaimana
Prinsip-Prinsip Belajar dalam al-Qur’an?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian sumber belajar
2.
Untuk
mengetahui metode belajar dal al-Qur’an
3.
Untuk
mengetahui prinsip-prinsip belajar dalam al-Qur’an
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.[1]
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan
kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak
hanya dari hasil belajar namun dilihat dari proses berupa interaksi siswa
dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan
mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang di pelajari.[2]
Pada hakikatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi
menusia sepanjang masa. Jadi, konsep sumber belajar mempunyai makna yang cukup
luas. Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan/AECT, sumber belajar
adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat
digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) bagi peserta didik. Oleh karena
itu, sumber belajar khusus dirancang untuk kegiatan pembelajaran.[3] Adapun
dalam al-Qur’an diterangkan dalam Surat Al-Baqarah tentang sumber belajar yang
berbunyi :
وَعَلَّمَ
ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ فَقَالَ
أَنۢبِـُٔونِى بِأَسۡمَآءِ هَـٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَـٰدِقِينَ(٣١)
(٣٢) قَالُواْ
سُبۡحَـٰنَكَ لَا عِلۡمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ
ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ
قَالَ يَـٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئۡهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡۖ فَلَمَّآ
أَنۢبَأَهُم بِأَسۡمَآٮِٕہِمۡ قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ
غَيۡبَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَأَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا كُنتُمۡ
تَكۡتُمُونَ
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak
ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Baqarah 31-32)
Sumber belajar
yang dapat kita ketahui pada surat Al Baqoroh
yang pertama mengajari manusia ialah Allah yang memberi kekuatan berpikir dan memahami hakikat kepada manusia. Manusia memiliki potensi dan kelayakan untuk menerima
seluruh ilmu pengetahuan dan membuka hakikat alam
kehidupan, meskipun kini manusia masih berada di awal
perjalanan sementara hal-hal yang tidak diketahui masih
banyak. Karena dengan kekuatan Ilahi semua pengetahuan
manusia akan berpotensi. Sedangkan kitab adalah alat belajar
mengajar. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah mengajari
Nabi Adam tentang nama-nama benda seluruhnya. Ayat ini juga menginformasikan bahwa
manusia dianugrahi Allah potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan
karaktristik benda-benda, misalnya fungsi api, fungsi angin, dan sebagainya.
Manusia juga dianugrahi potensi untuk berbahasa. Setelah pengajaran Allah
dicerna oleh Adam AS, sebagaimana dipahami dari kata kemudian, Allah
mepaparkan benda-benda itu kepada para malaikat lalu berfirman, “sebutkan
kepada ku nama-nama benda itu, jika kamu orang-orang yang benar dalam dugaan
kamu bahwa kalian lebih wajar menjadi khalifah”
Diantara ulama-ulama yang memahami
pengajaran nama-nama kepada Adam AS. Dalam arti mengajarkan kata-kata, ada yang
berpendapat bahwa kepada beliau dipaparkan benda-benda itu, dan pada saat yang
sama beliau mendengar suara yang menyebut nama benda yang dipaparka itu. Ada
juga yang berpendapat bahwa Allah mengilham kan kepada Adam AS. Nama benda itu
pada saat dipaparkannya sehingga beliau memiliki kemampuan untuk member kepada
masing-masing benda nama-nama yang membedakannya dari benda-benda yang lain.
Pendapat ini lebih baik dari pendapat pertama. Ia tercakup oleh kata pengajar
karena mengajar tidak selalu dalam bentuk mendiktekan sesuatu atau menyampaikan
suatu kata atau ide, tetapi dapat juga dalam arti mengasah potensi yang
dimiliki peserta didik sehingga pada akhirnya potensi itu terasa dan dapat
melahirkan aneka pengetahuan.[4]
B.
Metode
Belajar
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan
pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik
secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan
memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan
lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi.
Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.[5]
Manusia banyak belajar dengan cara meniru. Dari
kecil ia sudah meniru kebiasaan atau tingkah laku kedua orang tua dan
saudara-saudaranya. Misalnya, ia mulai belajar bahasa dengan berusaha meniru
kata-kata yang diucapkan saudaranya berulang-ulang kali dihadapannya.
Begitu juga dalam hal berjalan ia berusaha meniru
cara menegakkan tubuh dan menggerakkan kedua kaki yang dilakukan orang tua dan
saudara-saudaranya. Demikianlah manusia belajar banyak kebiasaan dan tingkah
laku lewat peniruan kebiasaan maupun tingkah laku keluarganya.
Al-Qur’an sendiri telah mengemukakan contoh
bagaimana manusia belajar melalui metode teladan/meniru. Ini dikemukakan dalam
kisah pembunuhan yang dilakukan Qabil terhadap saudaranya Habil. Bagaimana ia
tidak tahu cara memperlakukan mayat saudaranya itu. Maka Allah memerintahkan
seekor burung gagak untuk menggali tanah guna menguburkan bangkai seekor gagak
lain. Kemudian Qabil meniru perilaku burung gagak itu untuk mengubur mayat
saudaranya Habil.
Allah
berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 31:
فَبَعَثَ ٱللَّهُ غُرَابً۬ا يَبۡحَثُ فِى ٱلۡأَرۡضِ لِيُرِيَهُ ۥ
كَيۡفَ يُوَٲرِى سَوۡءَةَ أَخِيهِۚ قَالَ يَـٰوَيۡلَتَىٰٓ أَعَجَزۡتُ أَنۡ
أَكُونَ مِثۡلَ هَـٰذَا ٱلۡغُرَابِ فَأُوَٲرِىَ سَوۡءَةَ أَخِىۖ فَأَصۡبَحَ مِنَ
ٱلنَّـٰدِمِينَ(٣١)
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak
menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana
seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku,
mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini. Lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini?”. Karena itu jadilah dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal.” (QS. Al-Maidah : 31)
Melihat tabiat manusia yang cenderung untuk meniru
dan belajar banyak dari tingkah lakunya lewat peniruan. Maka, teladan yang baik
sangat penting artinya dalam pendidikan dan pengajaran. Nabi Muhammad SAW.
sendiri menjadi suri tauladan bagi para sahabatnya, dari beliau mereka belajar
bagaimana mereka melaksanakan berbagai ibadah.
C.
Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan
usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisi situasi belajar-mengajar agar
siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Usaha tersebut dilakukan guru
pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan
guru sebelumnya, bisa pula secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya
proses belajar-mengajar. Terutama bila kondisi belajar siswa sudah menurun.
Banyak studi eksperimental, yang
baru-baru ini dilakukan terhadap hewan dan manusia, mengungkapkan pentingnya
motivasi dalam belajar. Dalam pembinaan spiritual kaum muslimin, Al-Qur’an
menggunakan metode targhib dan tarhib (reward and punishment) serta menggunakan
ceritera-cerita untuk menggugah ketertarikan.
Al-Qur’an juga memanfaatkan
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yang membangkitkan motivasi dan
emosi orang serta menjadikan mereka siap untuk mengambil pelajaran dari
peristiwa-peristiwa tersebut.
Ada beberapa prinsip mengajar yang paling utama
harus digunakan guru dalam al-Qur’an. Allah berfirman dalam QS. An-Nisa’ 56-57
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيہِمۡ
نَارً۬ا كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُودُهُم بَدَّلۡنَـٰهُمۡ جُلُودًا غَيۡرَهَا
لِيَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمً۬ا
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ
وَنُدْخِلُهُمْ ظِلا ظَلِيلا
“Sesungguhnya orang-orang
yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam
Neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit
yang lain, supaya mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih,
kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam Surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya selama-lamanya; mereka di dalamnya
mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang
teduh lagi nyaman.” (QS. An-Nisa’:
56-57)
Dalam ayat tersebut terdapat prinsip
pembelajaran yakni prinsip Motivasi.
Motivasi (motivation) adalah keinginan, semangat / yang kuat pada diri seseorang yang menjadi pendorong kepadanya untuk berusaha atau berbuat sesuatu dengan tujuan mencapai kejayaan. Dalam ayat tersebut cara membangkitkan motivasi ini melalui tarhib yaitu menakut- nakuti atau mengancam atau memberikan ancaman hukuman.[6] Karena Al-Qur’an tidak bersandar pada tarhib saja atau targhib saja, tetapi bersandar pada perpaduan antara keduanya yaitu takut kepada azab Allah dan harap akan rahmat dan pahala orang-orang suci dari kalangan para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang saleh.
Motivasi (motivation) adalah keinginan, semangat / yang kuat pada diri seseorang yang menjadi pendorong kepadanya untuk berusaha atau berbuat sesuatu dengan tujuan mencapai kejayaan. Dalam ayat tersebut cara membangkitkan motivasi ini melalui tarhib yaitu menakut- nakuti atau mengancam atau memberikan ancaman hukuman.[6] Karena Al-Qur’an tidak bersandar pada tarhib saja atau targhib saja, tetapi bersandar pada perpaduan antara keduanya yaitu takut kepada azab Allah dan harap akan rahmat dan pahala orang-orang suci dari kalangan para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang saleh.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang
dapat dimanfaatkan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat
memudahkan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.
Sebelum memanfaatkan sumber belajar tentu
kita harus memahami prinsip-prinsipnya. Dalam beberapa perspektif teori prinsip
tersebut diantaranya adalah Merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun pokok
bahasan, memilih kegiatan belajar mengajar dan menerapkan beberapa metode
belajar yang inovatif serta relevan dengan materi yang sedang diajarkan.
Selain prinsip dasar pemanfaata sumber belajar,
sebagai seorang pendidik kita juga perlu mencermati apa saja kriteria yang
harus kita tetapkan sebelum menentukan sumber belajar yang akan kita gunakan
dalam proses belajar mengajar kita. Adapun kriteria memilih sumber belajar
menurut beberapa sumber yaitu ekonomis, praktis, fleksibel, relevan, efektid
dan efisien, bersifat positif dan didukung oleh tenaga pendidik yang benar-benar
menguasai, dimana kesemuanya itu termasuk kriteria umum dalam memilih sumber
belajar.
Selain kriteria umum diatas untuk memilih
sumber belajar kita juga perlu memperhatikan kriteria berdasarkan tujuan
yaitu, Sumber belajar guna memotivasi,Sumber belajar untuk
tujuan pengajaran, Sumber belajar untuk penelitian, Sumber
belajar untuk presentas dan Sumber belajar untuk
memecahkan masalah. Terakhir kesimpulan makalah ini menerangkan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi sumber belajar. Faktor tersebut adalah Perkembangan
Teknologi, Nilai-Nilai Budaya, Keadaan Ekonomiserta Keadaan
Pemakai
B.
Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna
dan untuk menjadi sempurna kami
membutuhkan masukan dari pembaca atau pihak lain. Untuk itu kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan berbagai masukan dan kritik demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Harjali, 2011. Teknologi Pendidikan. Ponorogo : STAIN
Po press.
Warsito, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Shihab, M.
Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta : Lentera Hati.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching.
Jakarta : Quantum Teaching.
Syahidin. 1999. Metode Pendidikan Qur’ani
Teori dan Aflikasi. Jakarta, Misaka galiza.
[1] Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta
: Kencana, 2006), hal 172
[2] Harjali, Teknologi
Pendidikan (Ponorogo : STAIN Po press, 2011), hal 121
[3] Bambang
Warsito, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2008), hal 209
[4] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta : Lentera
Hati, 2002), hal 147
[5] Ahmad Sabri, Strategi
Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta Quantum Teaching, 2005), hal 52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar